حدثني أبو
الطاهر وحرملة بن يحيى قالا أخبرنا ابن وهب أخبرني يونس عن ابن شهاب عن أبي سلمة بن عبد الرحمن بن
عوف عن معاوية بن الحكم السلمي قال قلت يا رسول الله أمورا كنا نصنعها في الجاهلية
كنا نأتي الكهان قال فلا تأتوا الكهان قال قلت كنا نتطير قال ذاك شيء يجده أحدكم
في نفسه فلا يصدنكم
Abu Ath-Thahir dan Harmalah bin
Yahya telah memberitahukan kepadaku, mereka berdua berkata, "Ibnu Wahb
telah mengabarkan kepada kami, Yunus telah mengabarkan kepadaku, dari lbnu
Syihab, dari Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf, dari Mu'awiyah bin Al-Hakam
As-Sulami berkata, "Aku pernah mengatakan, "Wahai Rasulullah, ada
beberapa perkara yang dahulu selalu kami lakukan di masa Jahiliyyah. Dahulu kami
sering mendatangi para dukun.” Beliau pun bersabda, “Maka janganlah
kalian mendatangi para dukun!" Mu'awiyah berkata, "Aku katakan, "Dahulu
kami sering mempercayai ramalan nasib sial," Beliau pun bersabda, "ltu
adalah sesuatu yang dirasakan oleh salah seorang kalian di dalam dirinya, maka
janganlah sekali-kali hal itu menghalangi kalian (untuk melakukan sesuatu).
"
Telah ditakhrij sebelumnya pada Kitab
Al-Masajid wa Mawadhi'u Ash-Shalah. Bab Tahriim Al-Kalaam Fii Ash-Shalaah
wa Naskhu Maa Kaana Min lbaahatihi (nomor 1199).
وحدثنا عبد بن
حميد أخبرنا عبد الرزاق أخبرنا معمر عن الزهري عن يحيى بن عروة بن الزبير عن أبيه
عن عائشة قالت قلت يا رسول الله إن الكهان كانوا يحدثوننا بالشيء فتجده حقا قال تلك
الكلمة الحق يخطفها الجني فيقذفها في أذن وليه ويزيد فيها مائة كذبة
Dan Abd bin Humaid telah
memberitahukan kepada kami, Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami, Ma'mar
telah mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Yahya bin Urwah bin
Az-Zubair, dari ayahnya, dari Aisyah Radhiyallahu Anhuma berkata, "Aku berkata,
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya para dukun sering manberitahukan kepada
kami tentang sesuatu, lalu kami dapatkan sesuatu itu benar." Beliau
pun bersabda, "Kalimat yang benar itu dicuri oleh jin, lalu dia membisikannya
di telinga walinya, kemudian dia menambahkan seratus kedustaan padanya."
Ditakhrij oleh Al-Bukhari di
dalam Ktab Ath-Thibbu Bab Al-Kahaanah (nomor 5762, Kitab Al-Adab Bab
Qaulu Ar-Rajuli Li Asy-Syai' Laisa Bi Syai' wa Huwa Yanwii Annahu laisa Bi
Haqqin (nomor 6213), Kitab At-Tauhid Bab Qiraa'ah AlFaajir wa
Al-Munaafiq wa Ashwaatuhum wa Tilaawatuhum Laa Tujaawizu Hanaajirahum
(nomor 7561), Tuhfah Al-Asyraf (nomor L7349)
حدثني سلمة بن
شبيب حدثنا الحسن بن أعين حدثنا معقل وهو ابن عبيد الله عن الزهري أخبرني يحيى بن عزوة
أنه سمع عزوة يقول قالت عائشة سأل أناس رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الكهان
فقال لهم رسول الله صلى الله عليه وسلم ليسوا بشيء قالوا يا رسول الله فإنهم
يحدثون أحيانا الشيء يكون حقا قال رسول الله صلى الله عليه وسلم تلك الكلمة من
الجن يخطفها الجني فيقرها في أذن وليه قر الدجاجة فيخلطون
فيها أكثر من مائة كذبة
Salamah bin Syabib telah
memberitahukan kepadaku, Al-Hasan bin A'yan telah memberitahukan kepada kami,
Ma'qil -dan dia adalah lbnu Ubaidullah- telah memberitahukan kepada kami, dari
Az-Zuhri, Yahya bin Urwah telah mengabarkan kepadaku, bahwasanya dia mendengar
Urwah berkata, "Aisyah berkata, "Ada sekelompok orang bertanya
kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang para dukun, maka
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka, "Mereka
bukanlah apa-apa," Orang-orang itu berkata, "Wahai Rasulullah,
sesungguhnya mereka kadang-kadang memberitahukan kepada kami tentang sesuatu
yang benar-benar terjadi." Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, "Kalimat tersebut berasal dari golongan jin yang dicuri oleh
satu jin, lalu dia mengulang-ulangnya di telinga walinya seperti suara ayam berkotek,
lalu para jin itu mencampurkan padanya lebih dari seratus kedustaan."
حدثنا محمد بن
المثنى العنزي حدثنا يحيى يعني ابن سعيد عن عبيد الله عن نافع عن صفية عن بعض
أزواج النبي صلى الله عليه وسلم عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من أتى عرافا
فسأله عن شيء لم تقبل له صلاة أربعين ليلة
Muhammad bin Al-Mutsanna Al-‘Anazi
telah memberitahukan kepada kami, Yahya -yaitu lbnu Sa'id- telah memberitahukan
kepada kami, dari Ubaidullah, dari Nafi', dari Shafiyyah, dari sebagian
isteri-isteri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, "Barangsiapa yang mendatangi peramal lalu bertanya
kepadanya tentang sesuatu, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 malam.”
Ditakhrij hanya oleh Muslim, Tuhfah
Al-Asyraf (nomor 18384).
Yang dimaksud dengan tidak
diterima shalatnya adalah dia tidak mendapatkan pahala dari shalatnya, meskipun
shalat itu sah untuk menggugurkan kewajibannya dan dia tidak perlu
mengulangnya. Kasus yang semisalnya, shalat di atas tanah rampasan adalah sah
dan dapat menggugurkan kewajibannya namun tidak ada pahalanya. Demikianlah yang
dikatakan oleh mayoritas para sahabat kami. Mereka berkata, "Shalat fardhu
dan shalat-shalat wajib lainnya apabila dilaksanakan sesuai dengan tata caranya
yang sempurna, maka dia akan menghasilkan dua hal. Pertama, gugurnya kewajiban.
Kedua, mendapatkan pahala. Jadi, apabila seseorang melaksanakan shalat wajib di
atas tanah rampasan, maka dia akan mendapatkan hal yang Pertama tanpa yang
kedua. Hadits tersebut harus ditafsirkan demikian. Sebab, para ulama bersepakat
bahwa orang yang mendatangi peramal tidak diharuskan mengulangi shalat-shalatnya
selama 40 malam itu. Demikianlah tafsir hadits di atas. Wallahu A'lam.
Referensi (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi Jilid 10)
0 Komentar