Keutamaan I’tikaf dan Cara
Melaksanakannya
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي شَرَعَ ٱلْإِعْتِكَافَ
تَزْكِيَةً لِلنُّفُوسِ وَرِفْعَةً لِلْدَّرَجَاتِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ
إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ، صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ:
1. Pengertian I’tikaf
I’tikaf secara bahasa berarti
menetap atau berdiam diri. Sedangkan secara istilah, i’tikaf adalah berdiam
diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, terutama pada
sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
2. Keutamaan I’tikaf
I’tikaf memiliki banyak
keutamaan, di antaranya:
- Mencari Lailatul Qadar: Rasulullah ﷺ
sangat menekankan pentingnya i’tikaf dalam sepuluh malam terakhir Ramadhan
karena malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan.
- Mendekatkan diri kepada Allah: Dengan
mengisolasi diri dari urusan duniawi, seorang Muslim dapat lebih fokus
dalam ibadah.
- Menghidupkan Sunnah Rasulullah ﷺ:
Rasulullah ﷺ
senantiasa melakukan i’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّىٰ تَوَفَّاهُ اللَّهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
“Nabi ﷺ selalu melakukan
i’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan sampai beliau wafat. Kemudian
istri-istri beliau juga melakukan i’tikaf setelahnya.” (HR. Bukhari &
Muslim)
3. Cara Melaksanakan I’tikaf
Untuk menjalankan i’tikaf dengan
benar, ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan:
- Niat: Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah ﷻ.
- Tempat: Dilakukan di masjid yang digunakan
untuk shalat berjamaah.
- Waktu: Bisa dilakukan kapan saja, namun yang
paling utama adalah sepuluh malam terakhir Ramadhan.
- Amalan yang Ditekankan: Memperbanyak shalat,
membaca Al-Qur’an, berzikir, berdoa, dan memperbanyak istighfar.
- Menjauhi Perbuatan yang Tidak Perlu:
Menghindari pembicaraan sia-sia, media sosial yang tidak bermanfaat, dan
aktivitas yang dapat mengurangi kekhusyukan ibadah.
4. Kisah Sahabat dalam
Melaksanakan I’tikaf
Para sahabat Nabi ﷺ sangat menjaga amalan
i’tikaf. Salah satunya adalah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu yang selalu
mengikuti kebiasaan Rasulullah ﷺ dalam berdiam diri di masjid.
Diriwayatkan bahwa Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ
“Rasulullah ﷺ selalu beri’tikaf
setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari.” (HR. Muslim)
5. Kesimpulan
I’tikaf adalah ibadah yang sangat
dianjurkan, terutama pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Melalui i’tikaf,
seorang Muslim dapat lebih fokus dalam mendekatkan diri kepada Allah,
menghidupkan sunnah Rasulullah ﷺ, serta berkesempatan meraih malam Lailatul Qadar. Semoga Allah ﷻ memberikan kita
taufik untuk bisa melaksanakan i’tikaf dengan baik di bulan Ramadhan ini.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
وَبَرَكَاتُهُ.
0 Komentar